Abstrak : Menulis berita adalah sebuah keniscayaan bagi seorang wartawan. Struktur penulisan berita sendiri atas lead (kepala berita), isi (tubuh berita) dan penutup. Lead terdiri atas lead what, who,where, when, why dan how. Wartawan memiliki alasan tertentu tentang sebuah fenomena yang layak dijadikan berita. Alasan itu disebut news value (kriteria layak berita), news value sendiri terdiri atas Actual (kekinian), Signikansi (penting), Magnitude (besar), Proximity (kedekatan), Prominence (tenar), Human Interest (manusiawi), Konflik, dan The Unsual (tidak biasa). Menggunakan dalam penulisan lead akan membuat suatu berita lebih menarik
Kata Kunci : berita, lead, news value, 5W+1H
PENDAHULUAN
Dewasa ini informasi merupakan “komoditas primer” yang dibutuhkan orang, seiring dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi, sehingga lazim dikatakan, peradaban pada masa ini merupakan “peradaban masyarakat informasi”. Bahkan menurut Ziauddin Sardar (dalam Syamsul 1999:3),
informasi bukan hanya kebutuhan, melainkan juga dapat menjadi sumber kekuasaan. Teknologi informasi dapat menjadi alat terpenting untuk manipulasi dan alat kendali. Dan memang, telah menjadi pendapat umum, siapa yang menguasai informasi dialah penguasa masa depan. Bahwa sumber kekuatan baru masyarakat bukanlah uang di tangan segelintir orang, melainkan informasi di tangan banyak orang (The new source of power is not money in the hand of a few, but information in the hand of many).
Mengingat begitu pentingnya informasi, peranan wartawan pun menjadi penting, merekalah yang memburu berita (fakta atau kejadian), meliput berbagai peristiwa, dan menuliskannya untuk dikonsumsi khalayak. Seperti kata M.L. Stein (dalam Syamsul 1999:3), “Di mana terjadi suatu peristiwa, wartawan akan berada di sana, seperti mata dan telinga pembaca suatu harian.“
Menurut Sunudiantoro (wartawan Tempo) dalam Diklat Jurnalistik Dasar se Malang 2005 yang diadakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa MEI Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang, “menulis berita adalah suatu keniscayaan bagi seorang wartawan”. Karena itulah seorang wartawan harus terlebih dahulu mengerti tentang struktur penulisan berita.
Struktur berita sendiri terdiri dari lead (kepala berita), tubuh berita dan penutup. Lead sendiri pun masih terbagi atas lead what (apa), lead where (dimana), lead who (siapa), lead when (kapan), lead why (mengapa) dan lead how (bagaimana). Untuk penulisan lead what, where, who dan when biasa digunakan untuk berita-berita hard news (berita untuk konsumsi harian), sedangkan lead why dan how biasa digunakan untuk berita-berita deep news (berita untuk konsumsi mingguan atau bulanan) atau berita-berita berbentuk features.
Lead sangat ampuh untuk digunakan sebagai senjata pertama untuk menembak rasa keingintahuan pembaca. Jika pembaca telah menyukai lead suatu berita, maka bisa dipastikan ia akan meneruskan membaca berita itu. Sayangnya, masih banyak para wartawan yang menganggap lead hanya sebagai suatu “formalitas” saja dalam berita.
Sebelum menulis berita, seorang wartawan biasanya mencari news value (kriteria layak berita) terlebih dahulu untuk memilih apakah sebuah berita itu memang layak ditulis dan disajikan kepada masyarakat umum atau tidak. Menggunakan news value dalam penulisan lead akan membuat suatu berita lebih menarik.
Pengertian News Value
Tidak setiap berita bisa dijadikan berita jurnalistik. Ada ukuran-ukuran tertentu yang dipenuhi agar suatu kejadian atau peristiwa dapat diberitakan. Ukuran ini disebut sebagai Kriteria Layak Berita (News Value), yaitu layak tidaknya suatu peristiwa ditulis oleh suatu media.
Ø Kriteria Layak Berita
Peristiwa yang dianggap mempunyai nilai berita atau layak berita adalah yang mengandung satu atau beberapa unsur berikut ini:
· Actual (kekinian). Peristiwa diliput dan ditulis karena baru saja terjadi atau mengandung hal kekinian. Jika peristiwa sudah lewat, maka dianggap basi.
Contoh: Acara Dialog Interaktif “Kekerasan Seksual dalam Rumah Tangga“ yang diadakan oleh UKM Penulis UM pada tanggal 23 Nopember 2006, akan menjadi tidak actual jika beritanya dimuat seminggu kemudian
· Signikansi (penting). Peristiwa penting yang berpeluang mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca.
Contoh: bencana alam Tsunami menjadi peristiwa sangat penting karena dampaknya sangat besar, baik korban jiwa maupun kerugian material.
· Magnitude (besar). Peristiwa besar yang berpengaruh bagi kehidupan orang banyak, atau peristiwa yang menyangkut angka-angka yang bila dijumlahkan akan sangat menarik bagi pembaca.
Contoh: bencana alam Tsunami di Aceh menjadi besar karena dari sekian banyak daerah yang terkena Tsunami. Aceh adalah daerah yang paling terbesar dalam jumlah kerusakan dan jumlah korban. Contoh lain adalah angka drop out mahasiswa yang mencapai angka ratusan.
· Proximity (kedekatan). Peristiwa yang terjadi dekat dengan pembaca. Biasanya, kedekatan ini bersifat geografis atau emosional.
Contoh: ledakan bom di India dan Bali yang masing-masing menewaskan 10 orang. Orang Indonesia akan memilih membaca ledakan bom di Bali terlebih dahulu daripada ledakan bom di India.
· Prominence (tenar). Peristiwa yang menyangkut orang, benda atau tempat yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca.
Contoh: perkelahian antara Walikota dan Wakil Walikota atau pemugaran Candi Borobudur.
· Human Interest (manusiawi). Peristiwa yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca. Biasanya, peristiwa menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa.
Contoh: peristiwa operasi kembar siam atau Rektor UM melihat konsernya Tani Maju.
· Konflik. Peristiwa yang menghadirkan dua pihak yang saling berlawanan kepentingan.
Contoh: peristiwa perang di Aceh, demonstrasi menentang pembangunan MATOS, pertandingan Arema melawan Persebaya, perselisihan antara Rektor dengan mahasiswa.
· The Unsual (tidak biasa). Peristiwa yang tidak biasa terjadi.
Contoh: wanita yang memiliki tinggi 90 cm menjadi pemain basket yang sangat andal.
Ø Lead atau Kepala Berita
Menurut Djuraid (2005:3-5), Lead adalah kalimat yang menjadi bagian yang terpenting dari sebuah berita sehingga menempati alinea pertama dari sebuah berita. Untuk itu diperlukan kejelian seorang wartawan untuk mencari bagian yang paling menarik dari hasil liputannya untuk dijadikan Lead. Bagian menarik itu berasal dari unsur-unsur yang ada dalam 5 W + 1 H.
Untuk memudahkan para pemula, banyak digunakan cara menulis dengan mengedepankan unsur Who. Ini merupakan cara paling mudah sebelum masuk menggunakan unsur yang lain. Hal ini tak lepas dari kultur kita yang memberi tempat terhormat kepada tokoh. Seorang Presiden yang melakukan kunjungan ke kamp pengungsi pasti menjadi bahan berita, baik ucapan maupun tindakannya. Dialog Presiden dengan penghuni kamp pengungsi tentang berbagai masalah menjadi bagian yang menarik untuk diberitakan. Bukan hanya dialog, tingkah laku Presiden juga sangat menarik untuk dijadikan berita. Misalnya, dalam kunjungan itu presiden sempat mencicipi masakan yang dimasak di dapur pengungsian sambil mengatakan, makanan itu enak sekali.
Ø Penulisan Lead:
- Berisi kalimat langsung yang mudah dimengerti pembaca.
- Mencakup unsur 5 W + 1 H.
- Ditempatkan di alinea pertama.
- Maksimal tiga kalimat yang tidak bertele-tele.
- Merupakan bagian yang terpenting dari berita.
Ø Macam-Macam Lead
1. Lead menggunakan What
“Rapat Kerja Kota PPMI DK Malang“ Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Malang (PPMI DK Malang) telah dilaksanakan pada 23-24 Agustus 2006 di Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Techno Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya………
2. Lead menggunakan Where
Bertempat di Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Techno Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Malang (PPMI DK Malang) pada 23-24 Agustus 2006 telah melaksanakan “Rapat Kerja Kota PPMI DK Malang“….
3. Lead menggunakan When
Pada 23-24 Agustus 2006 telah dilaksanakan “Rapat Kerja Kota PPMI DK Malang“ yang diadakan oleh Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Malang (PPMI DK Malang)…
4. Lead menggunakan Who
Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Malang (PPMI DK Malang) menyelenggarakan “Rapat Kerja Kota PPMI DK Malang” yang bertempat di Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Techno Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Acara yang digelar pada 23-24 Agustus 2006…
5. Lead menggunakan How
Membahas kebutuhan PPMI DK Malang, menentukan siapa yang menjadi coordinator masing-masing divisi sekaligus menentukan person-person yang ada di divisi itu dan kemudian itu masing-masing coordinator dan anggotanya merumuskan rencana kerja kota selama setahun dan ditawarkan kepada peserta Rakerkot ini adalah rangkaian acara dalam “Rapat Kerja Kota PPMI DK Malang”…..
6. Lead menggunakan Why
Untuk menentukan apa yang akan dilakukan selama satu tahun, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Malang (PPMI DK Malang) menyelenggarakan “Rapat Kerja Kota PPMI DK Malang” yang bertempat di Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Techno Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Acara yang digelar pada 23-24 Agustus 2006 itu diikuti oleh masing-masing delegasi dari setiap Lembaga Pers Mahasiswa yang menjadi anggota PPMI DK Malang.
Ø Ilustrasi:
Untuk menentukan apa yang akan dilakukan selama satu tahun, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Malang (PPMI DK Malang) menyelenggarakan “Rapat Kerja Kota PPMI DK Malang” yang bertempat di Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Techno Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Acara yang digelar pada 23-24 Agustus 2006 itu diikuti oleh masing-masing delegasi dari setiap Lembaga Pers Mahasiswa yang menjadi anggota PPMI DK Malang.
Menurut Dian Prima, Pimpinan Kota PPMI DK Malang, acara ini tidak hanya membahas Rencana Kerja Kota selama satu tahun saja, tetapi juga banyak agenda lain, “pertama, kita bahas kebutuhan kita dulu, sehingga nantinya akan bisa ditentukan ada berapa divisi di PPMI DK Malang ini, setelah itu kita akan menentukan siapa yang menjadi coordinator masing-masing divisi sekaligus menentukan person-person yang ada di divisi itu, baru setelah itu masing-masing coordinator dan anggotanya merumuskan rencana kerja kota selama setahun dan ditawarkan kepada peserta Rakerkot ini” kata Pimpinan Kota yang berasal dari LPM Indikator Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ini.
Ø Kriteria News Value yang Baik untuk suatu Lead
Pemilihan Lead untuk sebuah berita seharusnya memperhatikan news value dari berita yang ada di dalamnya. Wartawan dapat menentukan lead sebuah berita agar berita yang ditulisnya “layak baca”. Tapi, penggunaan news value untuk lead sebuah berita terkadang sering kali diindahkan oleh para wartawan. Bahkan, penulisan lead dalam sebuah berita pun dianggap hanya sekedar “formalitas” saja.
Beberapa pertimbangan yang dapat memudahkan wartawan dalam penulisan lead (yang memperhatikan news value tentunya) antara lain, jika tempat terjadinya berita benar-benar dikenal masyarakat banyak ataupun juga jika Koran tempatnya bekerja berskala lokal, maka wartawan bisa lebih mengedepankan unsur kedaerahan dalam penulisan beritanya yang dalam news value dikenal dengan istilah proximity sebagai lead beritanya. Tapi itu semua juga dapat bersifat fleksibel, artinya, tergantung kejadian di lapangan. Jika tokoh (who) yang ingin “dimunculkan”, maka wartawan bisa menggunakan lead who untuk beritanya. Faktor news value sangat penting di sini. Misalkan saja dalam penulisan berita tentang adanya konser Band Tani Maju di Lapangan A2 Universitas Negeri Malang yang dihadiri oleh Rektor UM. Penulisan lead tentang Rektor UM yang menyaksikan konser Band Tani Maju lebih menarik dari pada penulisan lead yang menuliskan tentang tempat konser Band Tani Maju.
Ø Simpulan
Penggunaan news value dalam sebuah lead sangat baik untuk penulisan sebuah berita. Berita yang ditulis wartawan akan semakin menarik jika wartawan itu menyadari betapa pentingnya penggunaan news value untuk menembak rasa keingintahuan pembaca. News value dari berita sendiri ada delapan, yaitu, actual (kekinian), signikansi (penting), magnitude (besar), proximity (kedekatan), prominence (tenar), human interest (manusiawi), conflict (konflik) dan the unsual (tidak biasa). Sedangkan, lead ada enam, yaitu lead what, who, where, when, why dan how
Daftar Pustaka
Edy Suyono HS, Teknik Memburu Berita dan Menulis Berita, www.persma.org, diakses pada tanggal 12 oktober 2006
Agung, Teknik Penulisan Berita, www.issiitb.org, diakses pada tanggal 12 oktober 2006
Asep Syamsul, Jurnalistik Praktis, Bandung:Rosida, 1999
Luwi Ishara, Jurnalisme Dasar, Jakarta:Kompas, 2005
Husnun N Djuraid, Makalah Diklat Jurnalistik Malang Post 2005