Senin, 13 Agustus 2012


Ø  Prinsip

·         Get it Right, Write it Tight - Fakta digali secara benar, dan ditulis secara ringkas tapi jelas.
·         Show it, don’t tell it - Tunjukkan/Lukiskan, bukan Katakan

Ø  Tidak semua Peristiwa Menjadi Berita

Berita - Kriteria Layak Berita:

·         Aktual - Apakah kejadiannya baru saja? Berita mesti segar supaya berguna bagi pembaca.
·         Dampak — Berapa banyak orang yang terpengaruh oleh kejadian yang akan diberitakan? Seberapa serius dampaknya terhadap mereka?
·         Kedekatan — Sebuah kejadian akan menjadi lebih penting jika lokasinya dengan pembaca. Gempa bumi di seberang samudera tak bakal semenarik tabrakan beruntun di lingkungan pembaca.
·         Audiens — Siapa mereka? Jawaban pertanyaan itu akan membantu menentukan apakah sebuah kejadian layak diberitakan, dan jika benar, dibagian mana ia akan ditempatkan?
·         Drama/Konflik — Ini bumbu terpenting dunia narasi. Tanpa konflik, banyak literatur, drama dan film yang bakal hambar. Dari Shakespeare sampai Disney, konflik selalu memegang peran penting. Koran, majalah dan radio juga begitu.
·         Nama — Nama membuat berita dan nama besar menjadikan berita semakin besar. Orang kebanyakan selalu ingin tahu segala hal tentang jutawan dan atau selebriti, misalnya.
·         Keunikan — Yang "pertama", yang "terakhir", "satu-satunya" punya kekuatan tersendiri untuk membetot perhatian pembaca atau pirsawan.

Ragam Berita

·         Peristiwa
·         Kecelakaan
·         Bencana
·         Kriminal
·         Demonstrasi
·         Pengumuman penting
·         Dampak dari sebuah kebijakan
·         Pagelaran/event (olahraga, musik)
·         Trend/kecenderungan
·         Diskusi/Konferensi/Talkshow
·         Pidato/Ceramah
·         Pendapat
·         Konferensi Pers dan Siaran Pers

Ø  Ragam Penyajian Jurnalistik

Ø  Jurnalistik mengenal berbagai bentuk/jenis penyajian.

Ø  Berita

Beberapa batasan atau pengertian berita:

·         Pengertian klasik: berita adalah sesuatu hal baru atau yang lain dari yang lain. Misalnya "Soeharto mantan presiden RI" (bukan berita), tetapi "Soeharto mati dibunuh" (itu berita).
·         Pengertian modern: berita adalah laporan tentang kejadian yang aktual dan menarik. Dari pengertian ini ada tiga unsur dalam suatu berita yaitu: ada peristiwa yang aktual, peristiwa tersebut menarik dan ada yang melaporkan.

Juga ada yang mendefinisikan berita adalah laporan jurnalistik yang melaporkan dengan segera perkembangan peristiwa atau masalah yang terjadi. Jurnalisme memperhatikan

Bentuknya sederhana, lugas, langsung dan tidak berbunga-bunga. Berita disebut juga sebagai news , spot news, straight news, hard news, dan lain-lain. Berita disusun dari data serba baru, yang berlomba dengan waktu dan terus berkembang saat ke saat berikutnya. Data itu jelas dan layak ditunda.

Bagian paling atas dari sebuah tulisan berita disebut lead/teras. Disusul kemudian dengan bridge yang menjembatani lead dengan isi, kemudian baru isi berita. Tidak diperlukan penutup, kesimpulan atau kesan-kesan.

Berita tidak boleh diracuni opini penulisnya, tidak boleh bersumber pada omong kosong, isu, suara-suara halus, wangsit, konon kabarnya, cerita burung, dan bualan warung kopi.

Berita sangat memerlukan data autentik, kejelasan, dan segala hal yang otoritatif. Isu bisa jadi berita asalkan ada otoritas yang menanggapinya. Misalnya bupati, ulama, lembaga konsumen, atau yang bersangkutan sendiri.

Ø  Feature

Disebut juga karangan khas, karangan menarik. Ia mengedepankan hal-hal yang menimbulkan sentuhan kemanusiaan (human interest).

Tetapi, mengingat hampir semua karangan bisa mengandung human interest, maka bisa saja feature mengisahkan teknologi, ilmu pengetahuan, peristiwa ekonomi.

Ø  Reportase (Laporan Pandangan Mata)

Semacam berita biasa, juga semacam feature. Bedanya reportase umumnya berkisah tentang perjalanan. Misalnya sehari berkeliling Kepulauan Seribu, menjelajah Sumatra dengan sepeda, dan lain-lain.

Yang diperlukan sebagai sarana pendukung reportase adalah:

  • Kemampuan penulis menghimpun detail-detail kejadian
  • Memiliki kemampuan dramatik. Sanggup menyusun plot cerita, membangun ketegangan, dan mengunci cerita denagn kalimat bernyanyi.
  • Memiliki kekayaan perbendaharaan kata.
  • Mempunyai sentuhan alam.

Ø  Wawancara Khusus

Perbincangan khusus antara wartawwan dengan seorang tokoh untuk mengetahui sesuatu hal, atau riwayat/pandangan hidup si tokoh (wawancara profil)

Ø  Artikel/Opini

Karangan yang menampung gagasan dan opini penulis. Bisa berupa gagasan murni bisa juga memungut dari sumber lain, referensi, kepustakaan, pernyataan orang, renungan orang bijaksana dan lain-lain.
Nama penulisnya di tulis lengkap dan tanggung jawab kebenarannya berada pada penulisnya disamping pada redaksi atau penerbit.

Ø  Kolom

Bentuknya mirip artikel tetapi lebih ringkas dan padat. Boleh ditulis siapa saja dan dengan gaya apa saja. Bisa serius ataupun kocak konyol. Kolom merupakan sikap atau unek-unek penulis tentang hal yang sedang hangat. Daya tariknya ada pada gaya bahasa penyajiannya yang biasanya kocak namun satire (pedas). Kolom juga mempunyai kecenderungan mengkritik, menyemoni atau meyerempet.

Ø  Resensi

Telaah kritis (review) terhadap karya seni: sastra (buku/novel), film, musik, pagelaran, mode.

Tajuk/Editorial

Tajuk atau catatan redaksi merupakan suara dan sikap redaksi terhadap masalah yang sedang terjadi. Tajuk memerlukan momen tertentu yang sangat dipengaruhi oleh pemberitaan sehari-hari. Jarang sekali tajuk mendadak nyelonong tentang hal yang basi.

Tajuk juga menyiratkan filsafat dan pandangan hidup korannya. Sikap ini bisa ekplisit bisa juga implisit. Tergantung kebolehan penulisnya. Biasanya yang boleh menulis tajuk hanya tingkat Redaktur Senior, Redaktur Pelaksana, Wakil Pimred dan Pemred.

Ø  Berita Bencana

ü  Meliput Kecelakaan dan Musibah

Semia kecelakaan dan musibah – tabrakan mobil, pesawat jatuh, kapal karam, orang tenggelam, kebakaran, banjir, gempa bumi, badai dan segala jenis bencana – punya satu kesamaan. Mereka tidak terduga.

Meliput kasus kecelakaan atau musibah menuntut kecakapan jurnalisme yang sama dengan meliput spot news yang lainnya. Situasi menuntut si reporter bekerja cepat, mengumpulkan segala informasi kunci secara akurat dan menuliskannya dengan elok dan berimbang.

Kecelakaan dan musibah sering terjadi sehingga beberapa pertanyaan rutin bisa segera diajukan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan rutin ini bisa ditanyakan pada setiap kejadian, tapi mereka bisa dipertimbangkan:

  • Apa yang terjadi? (kebakaran? tabrakan? banjir?)
  • Di mana kejadiannya?
  • Siapa-siapa saja yang terlibat (terluka? tewas?)
  • Siapa-siapa saja yang terluka? (nama, alamat, umur, pekerjaan, status pernikahan)
  • Di mana mereka sekarang? (rumah sakit, rumah?)
  • Kondisi terakhir mereka seperti apa?
  • Siapa yang meninggal? (nama, alamat, umur, pekerjaan, status pernikahan,
  • Di mana mayatnya? (rumah sakit, rumah?)
  • Keluarga yang selamat.
  • Bagaimana kerusakannya? (apa saja yang rusak? mobil, pesawat, kapal, rumah?)
  • Berapa estimasi kerugian?
  • Siapa pemiliknya?
  • Apa penyebab kecelakaan? (kebakaran, tabrakan?)
  • Bagaimana dengan upaya penyelamatan?
  • Saksi mata?
  • Bagaimana kecelakaan bisa sampai terjadi? (deskripsi setahap demi setahap tentang apa yang terjadi?)
  • Apakah ada persoalan hukum yang muncul setelah ini?
  • Apa latar belakang yang penting untuk penulisan ini?

Daftar pertanyaan ini dapat menolong reporter baru di lapangan. Intinya, dia mesti punya gambaran yang jelas tentang pertanyaan dasar saat meliput kecelakaan. Setelah lama, dia mungkin akan membangun model penggalian bahan untuk setiap penugasan serupa.

Ada satu pertanyaan – selain pertanyaan dasar seperti siapa, apa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana – yang seorang reporter mesti tanyakan ke dirinya sendiri setiap kali meliput kasus kecelakaan atau musibah: "Adakah hal yang spesial dari kecelakaan atau musibah kali ini?"

Pertanyaan ini memungkinkan si reporter mencatat banyak detail yang mungkin lepas dari pengamatan reporter lainnya dan akan membantunya menemukan sudut penceritaan yang memikat. Sebab sebuah berita kebakaran yang hanya berdasar pada pertanyaan rutin akan membosankan untuk dibaca. Percayalah.

Sekali lagi, menulis berita kecelakaan dan musibah semua hal esensial seperti dalam menulis berita lainnya: lead (paragraf pembuka) berisi informasi kunci, diiikuti detil bertingkat dan kutipan agar peralihan lebih mulus, alur logis untuk menggambarkan kejadian, menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar dan menambahkan warna dan drama pada kejadian itu.

Lead menentukan nada dan perlakuan pada sebuah berita kecelakaan atau musibah, seperti pada berita lainnya. Lead singkat dan menggigit akan cocok untuk reportasi yang tak terduga, cepat, kejadian dramatis, sementara kalimat panjang cenderung mengaburkan drama.

Ini contohnya:

“Di tengah cuaca yang buruk, Selasa (30/11) sore sekitar pukul 18.15, pesawat Lion Air jenis MD-82 tergelincir di Bandar Udara Adi Sumarmo, Solo. Dalam kecelakaan pesawat yang mengangkut 156 penumpang jurusan Jakarta-Solo itu sedikitnya 23 penumpang tewas dan 61 orang lainnya luka-luka.”

Akan lebih baik jika lead 42 kata ini ditulis begini:

“Sebuah pesawat maskapai penerbangan Lion Air koyak dan terpotong dua setelah tergelincir di Bandara Udara Adi Sumarmo, Solo, kemarin. Puluhan penumpangnya tewas dan terluka.”

Lead 24 kata ini menyarikan seluruh kejadian. Padat, langsung dan membawa sense of urgency.

ü  Prinsip-prinsip Penulisan Berita

  • Ringkas dan jelas
  • Hindari memakai metafor atau kiasan. Lukiskan bukan katakan.
  • Jangan gunakan kata yang panjang jika ada padanan yang lebih pendek.
  • Pangkas kata mubazir dan tak perlu.
  • Jangan gunakan bentuk pasif jika yang aktif bisa dipakai.
  • Jangan gunakan kata asing, istilah ilmiah dan jargon jika ada padanannya dalam bahasa Indonesia yang sederhana.

ü  Ragam reporting

  • News Reporting
  • Feature Reporting
  • In-depth/Interpretatif Reporting
  • Investigative Reporting
  • Investigasi

ü  Disiplin verifikasi

ü  Menyidik dan melacak

  • Paper Trail
  • People Trail

Ø  Sepuluh Elemen Jurnalisme

Secara lebih konkret, kita juga bisa mengadopsi etika ini dari "Sepuluh Elemen Jurnalisme" milik Bill Kovach dan Tom Rosenstiel:

  1. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran
  2. Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga negara
  3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
  4. Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputannya
  5. Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaan
  6. Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling-kritik dan menemukan kompromi
  7. Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan
  8. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional
  9. Jurnalis harus diperbolehkan menguji kesadaran personalnya, hati nuraninya.
  10. Publik juga memiliki hak dan kewajiban ketika berhadapan dengan berita.

Khususnya untuk liputan investigasi, dari sembilan itu, mungkin tiga elemen pertama perlu ditekankan.

Ø  Kebenaran?

Jurnalis harus mematuhi "prinsip kebenaran, sebuah ketundukan kepada warga negara dan masyarakat secara luas, memberi informasi ketimbang memanipulasi".

Jurnalis memiliki tanggungjawab untuk mendapatkan semua fakta serta menyusunnya dalam sebuah konteks yang tepat.

Kebenaran di sini adalah kebenaran prosedural. Benar berdasar prosedur jurnalistik. Wartawan harus berupaya keras mencapai itu, lewat liputan, wawancara dan pencarian fakta yang sejauh mungkin. Tapi, boleh jadi, bahkan setelah upaya keras itu, apa yang kita tulisa ternyata keliru. Jika ini terjadi, wartawan harus rela meminta maaf. Bahkan mungkin tidak cukup itu: masuk penjara.

Ø  Publik?

Jurnalis harus memiliki "independensi yang penuh keterlibatan", menjadi "pengamat yang committed", dengan loyalitas utama pada publik

Orang kebanyakan. Para pemilih dalam pemilu tak peduli apa partainya.

Jurnalisme investigasi sering disebut “Journalism with an impact”
atau “Reporting on public interest issues”. Tekanannya adalah pada kepentingan publik dan umumnya bertujuan mengoreksi kebijakan publik yang buruk.

Fokus dari liputan investigatif adalah "the abuses of power" (cultural, political, financial and policy), seperti pelanggaran hukum, conflicts of interest, dan hipokrisi.

Ø  Disiplin Verifikasi?

Jurnalis "menghargai fakta di atas segalanya" dan berupaya sungguh-sungguh untuk menggali fakta serta melakukan verifikasi.
Liputan investigasi memerlukan kerja keras, ketekunan, passion. Liputan ini juga memerlukan bisa besar dan waktu yang relatif lama. Hanya orang yang punya motivasi kuat bisa melakukan ini.

Kualitas Profesional seorang wartawan

  • Rasa ingin tahu yang besar (curiousity)
  • Kematangan dan tanggungjawab
  • Pengetahuan umum yang luas
  • Kreatifitas dan imajinasi
  • Kesabaran dan ketekunan
  • Keberanian
  • Keadilan, kejujuran dan integritas
  • Cara berpikir yang independen dan selalu berusaha mencari jawaban atau suatu gejala atau masalah

Posted by ManeIcon On 11.49
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube